Tentang

Memasuki paruh kedua tahun 2021 atau hampir setahun sejak edisi terakhir MAJAS terbit secara berkala, kami berinisiatif untuk membukukan cerpen-cerpen yang pernah terbit di MAJAS dari edisi perdana sampai edisi ke-8 menjadi sebuah kumpulan cerpen. Selain karena keinginan untuk tetap menjaga dan mendokumentasikan secara khusus cerpen-cerpen yang pernah terbit di MAJAS, juga sekaligus menandai upaya kami untuk memperluas jangkauan pembaca karya-karya penulis yang pernah kami terbitkan tersebut. 

Tidak lupa alasan berikut: karena edisi majalah MAJAS yang memuat cerpen-cerpen tersebut beberapa di antaranya sudah tidak tersedia di pasaran (out of stock).

Tapi rencana tetaplah sebuah rencana. Karena kesibukan dan pandemi yang memang belum bisa memberikan kami ruang gerak yang lebih leluasa, akhirnya rencana itu tertunda.

Setahun berlalu, tepatnya di awal Januari tahun ini, kami memutuskan untuk merealisasikan kembali inisiatif tersebut. Jika sesuai rencana, kumpulan cerpen ini akan terbit paling lambat awal Maret 2023 Desember 2023.



Kumpulan cerpen ini akan memuat 30 cerpen—masing-masing 4 (empat) cerpen dari edisi 1, 2, 3, 4, 5, dan 7, serta masing-masing 3 (tiga) cerpen yang dimuat di edisi 6 dan 8. Dengan tebal sekitar 350 halaman, kumpulan cerpen ini (hanya) akan dicetak terbatas sebanyak 500 eksemplar.

Dalam urutan abjad, ada Hujan Mawar – A. Warits Rovi, Kematian Dua Ekor Anjing yang Hidup di Kepala Jano – Adam Yudhistira, Siri’ di Ujung Badik – Andi Makkaraja, Dujail – Budi Darma, Cerita tentang Perang – Dinar Rahayu, Zhang Ziyi – Eko Triono, Sarung Emak – Elok Teja Suminar, Kutukan Amoma – Erni Aladjai, Kota yang Penuh Larangan – Fa Fauzia, Peluru Siapa yang Kami Temukan ini? – Faisal Oddang, Kedai Buku – Fian Watu, Tiga Alasan Young Hye Memilih Menjadi Vegetarian – Guntur Alam, Indonesia Memanggil – Iksaka Banu, Pena di Jantung Gibran – Ilham Q. Moehiddin, Semangkuk Sup Bayam untuk Tuhan – Jeli Manalu, Tentang Ayah (dalam Tiga Fase yang Diketahui) – Jimmy Anggara, Rahasia – Juwairiyah Mawardy, Ibu Sedang Bercerita Kepadamu tentang Hari Kelahiranmu yang Sunyi – Mashdar Zainal, Rokat Tase’ – Muna Masyari, Tako – Nastiti Hanafi, Perjalanan Panjang Menuju Negeri Tiada – Palris Jaya, Perempuan Hari Sabtu – R. Yulia, Sudah Kukatakan, Aku Timun Mas – Riyana Rizki, Baju Bodo Ungu – S Gegge Mappangewa, Segenggam Kehormatan – Shabrina Ws, Marcelo Caetano – Tinuk R Yampolsky, Selendang Awan – Tiqom Tarra, Lantunan Mantra Pembebas – Umi Rahayu, Bagaimana Cara Mati Kolektor Kupu-Kupu? – Umi Salamah, dan Toko Buku Tua, Buku Raksasa, dan Sebuah Pencarian Panjang – Yudhi Herwibowo.

Sebagai pengingat bahwa cerpen-cerpen ini pernah ikut membentuk dan merepresentasikan kehadiran MAJAS, kami memberi judul antologi ini Menolak Senja Kala, sesuai dengan pengantar redaksi (Selasar) edisi perdana MAJAS, November 2018.

Semoga rencana baik ini—satu dari beberapa rencana yang sedang kami racik di dapur MAJAS—bisa berjalan dan terbit sesuai rencana. Sebuah kontribusi kecil MAJAS untuk tetap melanjutkan kerja dan dedikasi panjang di dunia sastra.

Menolak Senja Kala

SORE melingsir. Sepasang kekasih yang sedang duduk di beranda, menatap cakrawala dengan perasaan sansai. Senja akan tiba, menutup hari. Bukankah itu mencemaskan untuk sebuah pertemuan yang singkat? Rindu belum terlerai. Kudapan pun belum sepenuhnya tertelan. Tapi mereka harus berpisah.

Cerpen-cerpen Majalah Sastra dan Gaya Hidup MAJAS (yang terbit November 2018 sampai dengan Agustus 2020) hadir kembali dalam sebuah bunga rampai, kumpulan cerpen. Ini adalah hasil dari kegelisahan akan pertemuan yang singkat.

Format 350 halaman, Paperback
Terbit Desember 2023 oleh MAJAS, Majalah Sastra dan Gaya Hidup
ISBN 9780593158684
Bahasa Indonesia